Si Doel, Hadir meRasa dalam kumparan masa

Dalam diam diri merasa, kesunyian menyeruak tanya.
Kala hati kembali tersapa, ruang tanya menata rasa

Review Film Si Doel

Si Doel kembali hadir menyapa, hadir dalam tempo lambat, memberi kesempatan satu demi satu tokoh lama hadir setelah rentang waktu yang cukup lama. Setiap penonton punya persepsi dan tanggapan masing-masing atas kehadiran kembali sang tokoh dalam rentang masa. Tergelitik diri ini untuk menguntai kata-kata atas kehadiran rasa yang tersapa, detik demi detik bergulir, memori lama kembali hadir mengenali tokoh demi tokoh lama yang hadir kembali,

Hadir merasa, menikmati kehadiran sang tokoh, Si Doel, yang diperankan oleh Bang Rano. Tempo lambat yang disuguhkan dari film Si Doel The Movie ini, terasa sebagai kemampuan meRasa ( bisa merasa, bukan merasa bisa ) Si Doel, Karakter Doel, pemuda betawi yang pendiam. Ekspresi datar dari Sang tokoh terasa sebagai ekpresi diam merasa, hadir utuh sadar penuh akan apa adanya diri. Doel memang bukan pemuda dengan karakter gesit, show up atau dalam bahasa kekinian barangkali yang disebut narsis. Karakter diam merasa yang justru membuat tokoh sarah jatuh cinta kepada karakter Doel yang hadir apa adanya, meski karakter Sarah kemudian digambarkan tidak mampu mengelola buncahan emosi diri sehingga mengambil keputusan meninggalkan Doel, yang membuat dirinya terpisah oleh jarak dan rentang waktu yang demikian lama, dan menyisakan kegamangan sang putra, Abdullah, Doel Junior yang dihadirkan sering bertanya akan siapa ayahnya.

Dalam film terungkap pengakuan tokoh Doel yang mengakui kebodohan diri, pengakuan yang diterima oleh diri sebagai kesadaran akan keterbatasan diri, meski mungkin orang lain, bahkan diri saya sebagai penonton, sempat terusik, penghakiman diri, kenapa tidak bertanya kepada Hans, teman dan juga sahabat yang digambarkan tidak putus kontak, namun sebagai penonton, saya memutuskan untuk tidak ikut campur untuk menilai, sadar dan melepaskan penghakiman diri, untuk kemudian kembali menikmati suguhan karakter si Doel dan tokoh Sarah yang jadi tokoh sentral dari episode Si Doel The movie.

Menikmati suguhan film, momen demi momen yang berjalan dalam tempo lambat, seakan bagai nada-nada musik orkestra yang hadir dalam suguhan  karakter tokoh-tokoh, dengan si Doel yang menjadi tokoh utama. Sepintas karakter Doel tampil dengan ekspresi datar, namun manakala diri hadir merasa, menikmati suguhan film apa adanya tanpa penghakiman, ada begitu banyak ungkapan ekspresi dari tokoh Doel, yang diperankan oleh Bang Rano. Tatapan mata, ekspresi guratan wajah, helaan nafas, hadir sebagai kediaman yang berbicara banyak yang tak terungkap dalam kata-kata. Akhir film menyuguhkan ruang tanya pada diri Sang tokoh.

Si Doel The Movie jadi momen kehadiran kembali Bang Rano di dunia perfilman Indonesia, Dunia yang membesarkan nama Rano Karno sebelum memasuki kancah perpolitikan hingga menempatkan dirinya sebagai seorang Gubernur. Genap sudah rasanya, harapan sang Ayah, suara alm Bang Benyamin , yang terdengar pada lagu pembukaan film Si Doel The Movie. Harapan tokoh ayah yang diwujudkan oleh sang anak,  Bang Rano dalam realita kehidupan.

Welcome back, Bang Rano, keren cakep, suguhan menarik untuk saya sebagai penonton. Saya yakin ada begitu banyak pembelajaran Bang Rano yang telah melewati masa, ada kebijaksanaan yang dipelajari dalam diri lewat perjalanan rentang waktu. Semoga dapat menghadirkan Doel the movie berikutnya. Sebagai penonton, ada ruang tanya pada diri, akankah dapat suguhan proses pembelajaran karakter Doel, yang telah disadarkan telah ada Doel Junior, akahkah karakter Doel, yang seorang pemuda juga mampu bertumbuh menjadi karakter ayah bagi Doel junior. Bagaimana bentuk transformasi Doel yang seorang pemuda menjadi Doel yang telah lengkap sebagai seorang laki-laki dengan hadirnya Doel junior. Bagaimana karakter Doel ( ayah ) mampu mengisi dan melengkapi jiwa Doel junior yang memiliki latar belakang kegamangan atas ketidakhadiran peran ayah sebelumnya, Bagaimana Doel mampu berdamai dengan keterbatasan diri (benarkah keterbatasan yang sesungguhnya ? atau karena belum mengekplorasi seluruh potensi dirinya ?) Akankah kehadiran Doel junior juga mampu melengkapi jiwa Sang ayah ? Bagaimana Doel mampu jujur akan rasa yang hadir dalam dirinya, akan sarah, zaenab dan emak yang diakuinya sebagai 3 perempuan yang dikasihinya ?

Anyway, apapun ekspresi diri yang terungkap dalam ruang tanya, selamat datang kembali di dunia perfilman buat Bang Rano, Semoga sukses dan memberi warna bagi perfilman Indonesia saat ini. Selamat juga buat para pemain, Bang Mandra, Suti karno, Cornelia Agatha, Maudy Koesnaedi, Fahreyza Anugrah, Adam Jagwani dan terutama Maknyak, Aminah Cendrakasih. Luar biasa dalam kondiri tubuh yang lumpuh,   hadir sebagai insan film yang mampu menyuguhkan karakter yang kuat, bukti diri sebagai aktris yang berkualitas.

Terima kasih atas suguhan film, menyapa diri tuk hadir merasa.

Salam,

Catatan kehadiran rasa – Si Doel The Movie

 

 

Leave a comment