Empty your mind of your thoughts. Let your heart be at peace. Watch the turmoil of being, but contemplate their return. – Lao Tzu
Cerita di Hari Ibu,…
Ketika hati perempuan berhadapan dengan sang putra tercinta. Permintaan untuk menemani nonton film “Bumblebee” , sementara keinginan diri nonton film “Aquaman”. Seuntai ekspresi senyum, berbuncah hadir kesadaran, mengangguk, menetapkan keputusan untuk mengikuti nurani menemani si kecil. Meski kemudian kejutan pun diterima, karena prakteknya booking ticket terusan, setelah nonton film “Bumblebee” lanjut nonton “Aquaman” setelah sang putra negosiasi dengan papinya.
Ketika hati perempuan berhadapan dengan putri tercinta, manakala sang putri menghubungi melalui telepon, baru selesai acara ketemuan bersama teman-teman. Menunggu dan baru bersiap tidur, setelah sang putri tiba di rumah, dan menemani hingga sang putri istirahat dengan nyaman. Damai terasa, hari ibu dilalui dengan memberikan kehadiran untuk anak-anak, sesuai kebutuhan mereka atas kehadiran hati ibu.
Makna ibu, …
Bagaimana diri memaknai hari ibu ? … Pertanyaan refleksi kepada diri, hadir memaknai kesadaran atas peringatan hari ibu, yang jatuh pada 22 Desember. Duduk diam menerima pertanyaan, .. ekspresi pemikiran dan kesadaran hati tidak serta merta memahami jawaban, hingga kemudian menerima dorongan hati menuliskan perenungan diri atas makna diri sebagaimana perempuan dalam perjalanan sebagai pribadi, sebagai anak, dan sebagai ibu, dari anak-anak.
Perenungan diri atas kesadaran yang hadir. Makna Ibu, bukan sebagai peran orang tua perempuan yang dilakukannya, bukan karena dirinya yang mengandung dan melahirkan keturunan. Perenungan yang bukan tentang gender perempuan (baca: perbedaan peran, kedudukan, tanggungjawab, dan pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan yang ditetapkan oleh masyarakat berdasarkan sifat perempuan dan laki-laki yang dianggap pantas menurut norma, adat istiadat, kepercayaan atau kebiasaan masyarakat). Namun makna ibu, sebagai kesadaran yang melandasi perilaku alami atas kasih sayang dan kehadiran tulus yang diberikannya. Kesadaran, yang bisa jadi tidak disadari, namun perilaku yang mengalir dan diterima apa adanya, atas nama ketulusan dari dalam diri. Kasih sayang yang diberikan perempuan pada lingkungan dimana dirinya berada, baik kepada anak-anak (tidak melulu anak kandung), pasangan, keluarga, dan sosial lainnya, serta alam disekitarnya.
Ibu, .. buat saya pribadi adalah sebutan atas ekspresi hati nurani seorang perempuan yang sejatinya telah diberikan semenjak kelahirannya sebagai perempuan. Ekspresi hati, nurani pengayom, yang tidak ada halangan di dalam dirinya untuk bergerak (baca: menjalani peran pengayom), manakala hatinya tergetar berisi ketulusan dalam memberikan kehadiran dan kebahagiaan, sukacita, kedamaian, bagi sekelilingnya (baca: anak-anak, keluarga, lingkungan: makhluk lain dan alam). Nurani yang terekspresi tanpa meminta kembali tuntutan atas kasih sayang yang diberikan. Tumbuh kembang atas ekspresi hati nurani ini, seiring dengan perkembangan hatinya dengan banyak pengalaman yang memberinya nutrisi. Manakala hati perempuan menyadari kebahagiaan momen demi momen dalam perjalanan kehidupannya, ekspresi nurani akan semakin berkembang, kasih sayang akan terpancar dari perilaku diri.
Pada perenungan ini, saya ingin menulis, nilai dibalik ekspresi kasih sayang perempuan. Nilai yang dibayar oleh perempuan, ekspresi hati yang terbentuk atas apa adanya anatomi tubuhnya sebagai perempuan. Kehadiran organ rahim pada tubuh perempuan, yang memungkinkan perempuan mengandung dan melahirkan, organ yang membuat perempuan memiliki ketahanan diri daripada laki-laki pada umumnya (baca: dalam dunia kedokteran dipahami bahwa serangan jantung lebih rentan terhadap laki—laki, ketimbang perempuan), dorongan kasih sayang dalam diri perempuan kepada anak (baca: keturunannya) maupun anak-anak pada umumnya (baca: yang tidak harus lahir dari rahimnya). Nilai kasih sayang yang hadir seiring konsekuensi alami yang dihadapi perempuan, atas organ kewanitaan serta situasi hormonal pada dirinya, yang memberinya kekuatan dalam mengekspresikan kasih sayang alami yang melandasi perilaku dirinya sebagai perempuan.
Selama lima tahun terakhir ini, saya pribadi melalui peran komunitas, mendampingi banyak perempuan (baca; prevalensi 1 banding 10 perempuan berdasarkan jurnal kedokteran dunia yang dipublikasikan pada 2014, setara dengan 174 juta perempuan di dunia) yang berjuang dalam upaya berdamai terhadap kondisi hormonal yang dialaminya, perjuangan untuk memiliki keturunan, perjuangan untuk memberikan kebahagiaan kepada pasangan, perjuangan untuk memberikan kehadiran dalam menjalani perannya sebagai diri ditengah keluarga dan masyarakat disekitarnya. Perjalanan lima tahun yang memberi saya kesadaran atas nilai kasih sayang seorang perempuan. Penerimaan perempuan terhadap peran reproduksinya , atas konsekuensi proses alami yang diterima dan dijalaninya. Secara alami, tubuh biologi perempuan yang telah memasuki usia reproduksi, ditandai dengan pengalaman menstruasi setiap bulannya. Situasi biologis, berupa fluktuasi kadar hormonal yang dihadapi perempuan hingga kondisi menopause manakala sudah tidak lagi mengalami periode menstruasi.
Penghargaan yang setinggi-tingginya kepada perempuan yang dengan ikhlas menjalani hari-hari selama usia reproduksinya. Proses pendewasaan perempuan, penerimaan dan adaptasi dirinya terhadap kondisi dan peran reproduksinya, baik yang dirasakan sebagai situasi alami (baca: peristiwa biasa, mengalami menstruasi tanpa ganguan), maupun dalam perjuangan sebagai upaya berdamai (baca: dari ketidaknyamanan saat menstruasi, hingga kondisi berat, rasa nyeri dan sakit yang dialami, ataupun kekhwatiran karena kesulitan kesuburan demi memperoleh keturunan). Ekspresi kasih sayang yang hadir dan dipancarkan dibalik konsekuensi biologisnya sebagai kondrat perempuan atas organ kewanitaan ( baca: rahim dengan segala kondisi hormonalnya)
Makna ibu, .. Ekspresi hati nurani, Kasih sayang perempuan.
Kasih sayang yang hadir dan berkembang, dilatari proses pendewasaan dan penerimaan perempuan atas apa adanya diri. Terima kasih atas senyum kehadiran nurani yang terpancar bagi anak-anak, pasangan, keluarga dan masyarakat disekitarnya.
Terima kasih, Ibu.
Penghargaan atas hati nurani yang hadir mengiringi perjalanan diri pada momen demi momen, hadir utuh menerima kesadaran diri, apa adanya tanpa penghakiman.
Salam,
Self reflection
Foto : Dokumen pribadi menemani kebersamaan putra – putri. Proses tumbuh kembang kasih sayang pada diri anak-anak.