Mindfulness means moment-to-moment, non-judgmental awareness.
It is cultivated by refining our capacity to pay attention, intentionally, in the present moment, and then sustaining that attention over time as best we can.
In the process, we become more in touch with our life as it is unfolding.
– Jon Kabat-Zinn –
Scanning, .. Saat ini teknologi sudah demikian massive. Akurasi teknologi pemindaian semakin tinggi. Hal ini bisa terlihat dari hasil cetak atau copy-paste dari objek yang dipindai. Bukan hanya dalam bentuk dua-dimensi (2D), tetapi objek dengan tiga-dimensi 3D sudah telah dicapai pada teknologi jaman ini. Pembentukan objek baru yang sama persis, menjadi bukti adanya kekuatan pemindaian. Teknologi pemindaian ditanam pada alat, sehingga mampu “membaca” objek sebagaimana apa adanya. Analogi cerita tersebut, barangkali bisa dipakai untuk menggambarkan teknologi dengan kemampuan memindai (baca: teknologi) sebagai kesadaran tanpa penghakiman, non-judgmental awareness, menyadari apa adanya objek yang dipindai.
Tubuh merupakan wujud fisik apa adanya manusia dengan proses biologis bersamanya. Tubuh menjadi menanda kehadiran manusia secara fisik, mengalami tumbuh kembang sejak awal kehadirannya. Tubuh hadir dan berkembang secara alami, dengan beragam proses (baca: metabolisme) di dalamnya. Kehadiran (baca: kelahiran) tubuh biologis sejak awal disertai dengan komponen psikologis. Kedua aspek ini tumbuh dan berkembang bersama jiwa murni, sebagai spirit yang menghidupi manusia, dan menempatkan manusia sebagai makhluk yang memiliki kecerdasan intelektual dan pekerti, dibanding makhluk lainnya.
Kekuatan memindai dianalogikan sebagai kesadaran tanpa penghakiman, non-judgemental awareness. Tingkat kesadaran dapat dirasakan melalui kepekaan diri. Body & mind, hadir dan disadari sepenuhnya, tanpa penghakiman. Seperti halnya teknologi mampu memindai objek (tubuh). Praktek demi praktek pemindaian tubuh , body scan, meningkatkan kesadaran, atas apa adanya tubuh: ukuran, bentuk, sifat dan karakteristik atau proses yang terjadi dalam tubuh dalam menjaga eksistensi (kesehatan diri). Kesadaran atas apa adanya tubuh, body scan, membantu menyadari kehadiran fisik manusia yang merupakan bagian dari kehadiran semesta raya. Tubuh yang adalah semesta di dalam diri (beserta kemampuan respon terhadap aspek psikologis), dan lingkungan sekitar adalah semesta raya. Sinkronisasi tumbuh kembang dari dua aspek pada diri: body & mind, menghasilkan keselarasan yang fokus pada saat ini (present moment).
Body Scan
Tubuh, organisme hidup, tersusun atas beragam organ tubuh yang bekerja alami. Pergerakan tubuh sebagai organisme hidup, bergerak selaras dengan ritme yang mampu terukur. Inilah mengapa bidang medis mampu menyatakan ukuran-ukuran standar (baca: normal), seperti: tekanan darah normal, detak jantung normal. Tubuh manusia merupakan bentuk fisik yang dapat diukur dengan teknologi pengukuran yang dapat dibuat.
Tubuh memiliki kepekaan, dan bergerak dinamis bersama aspek psikologis, dimana kedua aspek inilah yang menjadikan manusia secara utuh, body & mind, menghasilkan human experiences. Manakala ada pergerakan (baca:turbulensi), seperti perubahan mood, maupun bentuk-bentuk ekspresi psikologi lain, berupa: ekspresi emosi maupun pikiran, dirasakan dalam rupa tekanan. Atau dengan kata lain, tubuh membaca situasi psikologis, dan saling bersinergi dan mempengaruhi satu sama lain. Contoh: adanya emosi kesedihan ataupun pikiran yang apabila timbul secara terus menerus, bisa terlihat dampaknya pada elastisitas sel-sel tubuh. Koneksitas diantara kedua aspek (biologis-psikologis) ini menghasilkan resonansi.
Praktek Body scan, merupakan pembelajaran dan latihan dalam upaya meningkatkan kemampuan memindai tubuh apa adanya. Bentuk tubuh yang disadari apa adanya, denyut jantung, tekstur kulit, gerakan pupil mata, aliran darah, merupakan contoh kesadaran atas scanning (pembacaan/pemindain) tubuh, dengan fokus pada momen saat ini (present moment) dan pemberian perhatian bagian demi bagian tubuh.
Tubuh merupakan bentuk fisikal manusia yang selaras dengan semesta, manakala telah disadari sepenuhnya, maka yang semula sebagai objek yang dipindai oleh kesadaran, akan berkembang menjadi tubuh yang memiliki kepekaan (kemampuan memindai). Kesadaran raga yang mampu memindai, baik ekspresi psikologis di dalam maupun ruang semesta disekitar diri berada. Ekspresi psikologis yang berupa tekanan psikis dapat terbaca oleh tubuh. Resonansi kesadaran kedua aspek ini, manakala hadir, disadari, fokus pada saat ini dan tanpa penghakiman, akan membuka cakrawala atas kehadiran semesta disekitarnya.
Self reflection
#Peka_merasa
Foto: dari optimisticbrain.com