SIMPLE AWARENESS, Kesadaran diri mengenali raga

Realize that this very body, with its aches and it pleasures…  is exactly what we need to be fully human, fully awake, fully alive.   – Pema Chodron –  ( Mindfulness Quote )simple awareness

Tentang Raga, ..

Namaku raga, hadir melalui rahim ibu, tumbuh dan berkembang apa adanya.  Bentuk dan rupaku dipengaruhi oleh DNA yang menyusun tubuhku, ditimpali oleh kondisi nutrisi yang kuterima sejak dalam rahim ibu.

 Aku mengandung unsur-unsur alam, sebagaimana yang ada di semesta sekitar lingkunganku tinggal, yang bernama bumi. .. Kawan baik jiwaku berkata unsurku bernama tanah.

 Aku tumbuh dan berkembang sebagai proses metabolisme alami yang dapat dipelajari. Asupan bagi unsur-unsurku dan kondisi alam sekitar mempengaruhi pertumbuhanku secara fisik.

Kehadiranku sebagai wadah bersifat menerima apa adanya kehadiran hawa dan jiwa. Hawa mempengaruhiku secara psikis untuk menjadi apapun yang dikehendaki melalui beragam motivasi.

Kehadiranku sebagai wadah, bersifat menyelaras dengan kehadiran jiwa. Jiwa memberiku passion dan mengayomiku.  Kehadiran jiwa menjagaku untuk tetap menyelaras dengan semesta yang menjadi sifat dan materi asalku.

Aku tumbuh dan berkembang bersama kehadiran hawa dan jiwa. Setia dan kasih sayang ku persembahkan bagi hawa dan jiwa. Sensasi panca indera dan limbik resonan adalah caraku berkomunikasi dengan hawa dan jiwa, yang dapat dirasakan melalui kehadiran nafas, yang sesungguhnya adalah keterhubunganku dengan semesta.

Demikianlah aku, sang raga.

#belajarmerasa_mindful

#menuliskehadiranrasa

Menerima dan merasakan kehadiran raga apa adanya, melalui pelatihan body scan, pada pelatihan Mindfulness-Based Stress Reduction,  MBSR, membantu diri dalam mengenali raga, apa adanya.

Pemahaman sosial masyarakat mengenai tanggungjawab dalam menghidupi diri maupun keluarga,  diterjemahkan dalam bentuk bekerja mencari nafkah. Diri yang telah menjalani kehidupan, melalui beragam perubahan dan tuntutan hidup, seringkali lupa untuk siapa diri bekerja mencari nafkah…..   Manusia memang tempatnya lupa

Raga yang tumbuh dan berkembang seiring berjalannya waktu, sering dianggap sebagai diri yang cukup diberi makan sesuai keinginan hawa.  Pola dan sikap makan , yang sesungguhnya memberi asupan nutrisi dan bertujuan untuk perkembangan raga, sering dilakoni secara serampangan, tanpa disertai kesadaran untuk hadir dan merasa, … Lihat bagaimana anak kecil rewel disuapi sang ibu, manakala pikiran dan hati sang ibu tak tertuju pada sang anak.

Mata yang memandang apa adanya dalam jangkauan pandangan, sering kali diri tak lagi melihat apa adanya, kehadiran yang sering  terbajak oleh keinginan-keinginan yang tak pernah cukup dipenuhi oleh waktu.

Suara yang diterima dalam resonansi yang menggetarkan gendang telinga, sering tak lagi diterima maknanya dengan kesadaran merasa. Kegaduhan hati dan pikiran seringkali menggantikan resonansi suara yang menyentuh organ otak dalam membangun perspsektif pemaknaan dalam menjalani kehidupan.  …. Diri tak mendengar apa yang sesungguhnya di dengar, tetapi mendengar apa yang ingin di dengar.

Pelatihan mengenali rasa yang hadir apa adanya pada kesadaran raga, sensasi tubuh dan panca indera, menggali diri mengenali kebiasaan  pola kehidupan yang selama ini dijalani.

Kehadiran jantung yang senantiasa berdetak, menyelaras dengan denyut nadi . Paru-paru berkembang selaras dengan diagfragma yang mengempis dan mengembang, mengalirkan oksigen murni ke seluruh tubuh melalui peredaran darah, dan mengeluarkan zat karbondioksida ke luar tubuh. Sensasi berupa getaran dan denyutan yang demikian halus , sebagai bahasa yang mengkomunikasikan siapa diri melalui limbik resonan, yang mampu dirasakan kehadirannya kala diri hening merasa, memberikan perhatian hadir merasa, saat ini, di sini  dan begini.

Simple awareness , mengajak diri kembali. Kembali mengenali diri apa adanya.

Selamat merasa,….

(Seri catatan refleksi dari pelatihan Mindfulness-Based Stress Reduction)

 

Leave a comment